BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LatarOBelakang
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsiO(Gunawan,1998)
Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu didalam paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan mutu pelayanan Keluarga Berencana berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi serta hak reproduksi. Maka pelayanan Keluarga Berencana harus menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari klien/ masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang diinginkan .Sebenarnya ada cara yang baik dalam pemilihan alat kontrasepsi bagi ibu. Sebelumnya ibu mencari informasi terlebih dahulu tentang cara-cara KB berdasarkan informasi yang lengkap, akurat dan benar. Untuk itu dalam memutuskan suatu cara kontrasepsi sebaiknya mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien. KB merupakan program yang berfungsi bagi pasangan untuk menunda kelahiran anak pertama (post poning), menjarangkan anak (spacing) atau membatasi (limiting) jumlah anak yang diinginkan sesuai dengan keamananOmedis serta kemungkinan kembalinya fase kesuburan0(ferundity).
Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai salah satu alat yaitu mengenai KB susuk. Susuk merupakan alat KB yang terdiri dari 6 tube kecil dari plastik dengan panjang masing-masing 3cm. Susuk disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah dalam. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek api. Hormon yang dikandung dalam susuk ini adalah progesterone, yakni hormon yang berfungsi menghentikan suplai hormon estrogen yakni hormon yang mendorong pembentukan lapisan dinding lemak dan, dengan demikian menyebabkan terjadinya menstruasi. Alat KB yang ditempatkan di bawah kulit ini efektif mencegah kehamilan dengan cara mengalirkan secara perlahan-lahan hormon yang dibawanya. Selanjutnya hormon akan mengalir ke dalam tubuh lewat pembuluh-pembuluh darah. Susuk KB bekerja efektif selama 5 tahun. Jika dalam waktu tersebut si pemakai menginginkan kehamilan, maka susuk dapat segera diangkat. Tapi jika tidak, si pemakai tidak perlu repot-repot lagi menggunakan alat KB lain. Hanya sesekali ia perlu memeriksakan kesehatan ke dokter atau bidan yang memasangkan susuk tersebut. Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi. Berbentuk kapsul silastik (lentur), panjangnya sedikit lebih pendek daripada batang korek api. Dibandingkan pil atau suntikan KB, hormon yang terkandung dalam susuk ini lebih sedikit. Namun demikian, efek sampingan yang dibawanya tetap ada. Oleh karena itu, sebelumnya pemakai harus mengkonsultasikan riwayat dan kondisi kesehatannya terlebih dulu kepada dokter.
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsiO(Gunawan,1998)
Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu didalam paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan mutu pelayanan Keluarga Berencana berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi serta hak reproduksi. Maka pelayanan Keluarga Berencana harus menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari klien/ masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang diinginkan .Sebenarnya ada cara yang baik dalam pemilihan alat kontrasepsi bagi ibu. Sebelumnya ibu mencari informasi terlebih dahulu tentang cara-cara KB berdasarkan informasi yang lengkap, akurat dan benar. Untuk itu dalam memutuskan suatu cara kontrasepsi sebaiknya mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien. KB merupakan program yang berfungsi bagi pasangan untuk menunda kelahiran anak pertama (post poning), menjarangkan anak (spacing) atau membatasi (limiting) jumlah anak yang diinginkan sesuai dengan keamananOmedis serta kemungkinan kembalinya fase kesuburan0(ferundity).
Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai salah satu alat yaitu mengenai KB susuk. Susuk merupakan alat KB yang terdiri dari 6 tube kecil dari plastik dengan panjang masing-masing 3cm. Susuk disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah dalam. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek api. Hormon yang dikandung dalam susuk ini adalah progesterone, yakni hormon yang berfungsi menghentikan suplai hormon estrogen yakni hormon yang mendorong pembentukan lapisan dinding lemak dan, dengan demikian menyebabkan terjadinya menstruasi. Alat KB yang ditempatkan di bawah kulit ini efektif mencegah kehamilan dengan cara mengalirkan secara perlahan-lahan hormon yang dibawanya. Selanjutnya hormon akan mengalir ke dalam tubuh lewat pembuluh-pembuluh darah. Susuk KB bekerja efektif selama 5 tahun. Jika dalam waktu tersebut si pemakai menginginkan kehamilan, maka susuk dapat segera diangkat. Tapi jika tidak, si pemakai tidak perlu repot-repot lagi menggunakan alat KB lain. Hanya sesekali ia perlu memeriksakan kesehatan ke dokter atau bidan yang memasangkan susuk tersebut. Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi. Berbentuk kapsul silastik (lentur), panjangnya sedikit lebih pendek daripada batang korek api. Dibandingkan pil atau suntikan KB, hormon yang terkandung dalam susuk ini lebih sedikit. Namun demikian, efek sampingan yang dibawanya tetap ada. Oleh karena itu, sebelumnya pemakai harus mengkonsultasikan riwayat dan kondisi kesehatannya terlebih dulu kepada dokter.
1.2. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan implan ?
2.
Apa saja indikasi dan kontraindikasi
dari Implan
3.
Apa saja keuntungan dan kekurangan
dari implan ?
4.
Bagaimana cara kerja dari implan ?
5.
Apa saja efek samping dari implan ?
6.
Bagaiman cara pemasangan dan pelepasan
implan ?
1.3 Tujuan
1.
Untuk
mengetahui definisi dari implan
2.
Untuk mengetahui jenis-jenis implan
3.
Untuk
mengetahui indikasi dan kontraindikas implan
4.
Untuk mengetahui keuntungan dan
kekurangan implan
5.
Untuk
mengetahui efektifitas implan
6.
Untuk mengetahui efek samping
penggunaan implan
7.
Untuk mengetahui Cara Pemasangan KB
susuk
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi
Implant/susuk
KB adalah kontrasepsi dengan cara memasukkan tabung kecil di bawah kulit pada
bagian tangan yang dilakukan olej dokter Anda. Tabung kecil berisi hormon
tersebut akan terlepas sedikit-sedikit, sehingga mencegah kehamilan. Keuntungan
memakai kontrasepsi ini, Anda tidak harus minum pil atau suntik KB berkala. Proses
pemasangan susuk KB ini cukup 1 kali untuk masa pakai 2-5 tahun. Dan bilamana
Anda berenca hamil, cukup melepas implant ini kembali, efek samping yang
ditimbulkan, antara lain menstruasi tidak teratur
Sebagian besar masalah yang berkaitan dengan pencabutan disebabkan oleh pemasangan yang tidak tepat, oleh karena itu ,hanya petugas klinik yang terlatih (dokter,bidan,dan perawat) yang diperbolehkan memasang maupun mencabut implan.untuk mengurangi masalah yang timbul setelah pemasangan,semua tahap proses pemasangan harus dilakukan secara hati-hati dan lembut,dengan menggunakan upaya pencegahan infeksiyang dianjurkan (Sarifiddin, 2006).
Sebagian besar masalah yang berkaitan dengan pencabutan disebabkan oleh pemasangan yang tidak tepat, oleh karena itu ,hanya petugas klinik yang terlatih (dokter,bidan,dan perawat) yang diperbolehkan memasang maupun mencabut implan.untuk mengurangi masalah yang timbul setelah pemasangan,semua tahap proses pemasangan harus dilakukan secara hati-hati dan lembut,dengan menggunakan upaya pencegahan infeksiyang dianjurkan (Sarifiddin, 2006).
2.2. Jenis-Jenis Implant dan Mekanisme Kerjanya
1.
Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang
3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel dan lama
kerjanya 5 tahun
2.
Implanon. Terdiri dari 1 batang lentur dengan panjang kira-kira 40 mm,
dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-Keto-desogestrel dan lama kerjanya
3 tahun
3.
Jadena dan indoplant. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg
Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun
Adapun Mekanisme Kerjanya adalah :
1.
Mengentalkan lendir serviks sehingga menyulitkan penetrasi sperma
2.
Menimbulkan perubahan-perubahan pada endometrium sehingga tidak
cocok untuk implantasi zygote
3.
Pada sebagian kasus dapat pula menghalangi terjadinya ovulasi.
4. Mengurangi transportasi
sperma.
2.3 Indikasi dan Kontra Indikasi
Indikasi
1.
Pemakaian KB yang jangka waktu lama
2.
Masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya
tidak terlalu dekat.
3.
Tidak dapat memakai jenis KB yang lain
Kontra Indikasi
1.
Hamil atau diduga hamil, Pendarahan Vagina tanpa sebab.
2.
Wanita dalam usia reproduksi
3.
Telah atau belum memiliki anak
4.
Menginginkan kontrasepsi jangka panjang (3 tahun untuk Jadena)
5.
Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
6.
Pasca persalinan dan tidak menyusui
7.
Pasca keguguran
8.
Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak kontrasepsi mantap
9.
Riwayat kehamilan ektopik
10. Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau
amenia bulan sabit (sickle cell)
11. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen
12. Sering lupa menggunakan pil
13. Perdarahan pervaginan yang belum diketahui penyebabnya
14. Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara
15. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
16. Miom uterus dan kanker payudara.
17. Gangguan
toleransi glukosa.
2.4 Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
Banyak alasan dapat dikemukakan mengapa implant dikembangkan dan diperkenalkan sebagai cara KB yang baru. Alasan-alasan tersebut antara lain :
Banyak alasan dapat dikemukakan mengapa implant dikembangkan dan diperkenalkan sebagai cara KB yang baru. Alasan-alasan tersebut antara lain :
1. Implant merupakan cara KB yang sangat efektif dalam mencegah kehamilan
dan dapat mengembalikan kesuburan secara sempurna
2. Implant tidak merepotkan. Setelah pemasangan, akseptor tidak perlu
melakukan atau memikirkan apa-apa misalnya pada penggunaan pil
3. Sekali pasang, akseptor akan mendapatkan perlindungan selama 5 tahun
4. Implant cukup memuaskan. Tidak ada yang dimasukkan ke dalam vagina dan
tidak mengganggu kebahagiaan dalam hubungan seksual
5. Implant sangat mudah diangkat kembali. Bila seorang akseptor menginkan
anak lagi, kesuburannya dapat langsung kembali setelah norplant diangkat
6. Implant merupakan cara KB yang ideal bagi ibu yang tidak amau mempunyai
anak lagi, akan tetapi belum siap untuk melakukan sterilisasi (GUNAWAN, 1999).
Keuntungan dari metode ini adalah:
1. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
2. Tidak melakukan pemeriksaan dalam
3. Bebas dari pengaruh estrogen
4. Tidak mengganggu ASI
5. Klien hanya perlu kembali ke klinik jika ada keluhan
6. Perdarahan lebih ringan
7. Tidak menaikkan tekanan darah
8. Mengurangi nyeri haid
9. Mengurangi/ memperbaiki anemia
10. Melindungi
terjadinya kanker endometrium
11. Menurunkan angka
kejadian kelainan jinak payudara
12. Melindungi
diri dari beberapa penyakit radang panggul
Kekurangan
pada alat kontrasepsi implant adalah
1. Timbul beberapa keluhan nyeri kepala, peningkatan/ penurunan berat
badan, nyeri payudara, perasaan mual, pusing kepala, perubahan mood atau
kegelisahan.
2. Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
3. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual,
termasuk HIV/AIDS
4. Efektifitasnya menurun jika menggunakan obat-obat tuberkulosis atau obat
epilepsi.
5. Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000
perempuan per tahun)
2.5 Efek Samping
1. Efek samping paling utama dari implant adalah perubahan pola haid, yang
terjadi pada kira-kira 6 % akseptor terutama selama 3-6 bulan pertama dari
pemakaian.
2. Yang paling sering terjadi:
- Bertambahnya hari-hari perdarahan dalam 1 siklus haid
- Perdarahan bercak (spotting)
- Berkurangnya panjang siklus haid
- Amenore, meskipun jarang terjadi dibandingkan perdarahan lama atau perdarahan bercak.
- Bertambahnya hari-hari perdarahan dalam 1 siklus haid
- Perdarahan bercak (spotting)
- Berkurangnya panjang siklus haid
- Amenore, meskipun jarang terjadi dibandingkan perdarahan lama atau perdarahan bercak.
3. Umumnya perubahan-perubahan haid tersebut tidak mempunyai efek yang
membahayakan diri akseptor. Meskipun terjadi perdarahan lebih sering daripada
biasanya, volume darah yang hilang tetap tidak berubah.
4. Pada sebagian akseptor, perdarahan ireguler akan berkurang dengan
berjalannya waktu.
5. Perdarahan hebat jarang terjadi (Cahyani, 2009).
6.
Perubahan dalam periode menstruasi merupakan keadaan yang paling sering
ditemui. Kadang-kadang ada akseptor yang mengalami kenaikan berat badan
(Gunawan, 1999).
2.6 Pemasangan Implant
1.
Pelaksanaan Pelayanan
Ruangan klinik pasien rawat jalan maupun ruang operasi cocok untuk pemasangan maupun pencabutan implan.Bila mungkin,ruangan sebaiknya jauh dari area yang sering digunakan (ramai) di klinik maupun di rumah sakit,serta harus:
Ruangan klinik pasien rawat jalan maupun ruang operasi cocok untuk pemasangan maupun pencabutan implan.Bila mungkin,ruangan sebaiknya jauh dari area yang sering digunakan (ramai) di klinik maupun di rumah sakit,serta harus:
·
Mamiliki pencahayaan yang cukup
·
Berlantai keramik atau semen sehingga mudah di bersihkan
·
Terbebas dari debu dan serangga
·
Memiliki ventilasi udara yang baik
·
Selain itu juga perlu ada fasilitas untuk mencuci tangan termasuk air
bersih dan mengalir (air kran dan lain-lain).
2.
Pencegahan Infeksi
Untuk meminimalisasi resiko infeksi pada klien setelah pemasangan maupun pencabutan implan, petugas klinik harus berupaya untuk menjaga lingkungan dari bebas infeksi. Untuk itu petugas perlu melakukan hal-hal sbb:
Untuk meminimalisasi resiko infeksi pada klien setelah pemasangan maupun pencabutan implan, petugas klinik harus berupaya untuk menjaga lingkungan dari bebas infeksi. Untuk itu petugas perlu melakukan hal-hal sbb:
a.
Meminta klien untuk membersihkan
dengan sabun seluruh lengan yang akan dipasang implan dan membilasnya hingga
tidak ada sabun yang tertinggal (sisa sabun dapat mengurangi efektifitas
beberapa anti septik). Langkah ini sangat penting khususnya bila kebersihan
klien
b.
Cuci tangan dengan sabun dan air
bersih yang mengalir. Untuk pemasangan dan pencabutan batang, cuci tangan
dengan sabun selama 5-10 detik kemudian bila dengan air bersih yang mengalir
sudah cukup
c.
Pakai kedua sarung tangan yang telah
disterilisasi atau diDTT. (Gunakan sepasang sarung tangan yang berbeda untuk
tindakan guna menghindari kontaminasi silang
d.
Siapkan daerah pemasangan dan pencabutan dengan kapas yang telah diberi
anti septik: gunakan forsep untuk mengusap kapas tersebut pada daerah
pemasangan/pencabutan implan.
e.
Setelah selesai pemasangan
maupun pencabutan batang implan,dan sebelum malepas sarung tangan,
dekontaminasi instrumen dengan larutan clorin 0,5%. Sebelum membuang atau
merendam jarum dan alat suntik,isi dahulu dengan larutan clorin. Setelah
pemasangan, pisahkan plunger dari trokar. Darah kering akan menyulitkan waktu
memisahkan plunger dari trokar. Rendam selama 10 menit;kemudian bilas segera
dengan air bersih.
f.
Kain operasi
(drape) harus dicuci sebelum digunakan kembali. Setelah dipakai, taruh pada
wadah kering dan bertutup
g.
Dengan tetap memakai sarung tangan, buang bahan-bahan terkontaminsi
(kassa,kapas,dll) kedalam wadah tertutuprapat atau kantong plastik yang tidak
bocor. Jarum dan alat suntik sekali pakai (disposable) harus dibuang kedalam
wadah yang tahan tusuk.
h.
Masukkan kedua
tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan clorin 0,5%. Lepaskan
sarung tangan dari dalam ke luar.
3.
Persiapan
a.
Persiapan Klien
Walaupun kulit dan instrumennya sulit untuk disterilisasi, pencucian dan pemberian antiseptik pada daerah operasi tempat implan akan dipasang akan mengurangi jumlah mikroorganisme di daerah kulit klien.kedua tindakan ini pada kenyataannya sangat bermanfaat dalam mengurangi resiko terjadinya infeksi pada insersi atau pencabutan implan Norplant
Walaupun kulit dan instrumennya sulit untuk disterilisasi, pencucian dan pemberian antiseptik pada daerah operasi tempat implan akan dipasang akan mengurangi jumlah mikroorganisme di daerah kulit klien.kedua tindakan ini pada kenyataannya sangat bermanfaat dalam mengurangi resiko terjadinya infeksi pada insersi atau pencabutan implan Norplant
b.
.Peralatan dan Instrumen untuk Insersi
1.
Meja periksa untuk berbaling klien
2.
Alat penyangga lengan (tambahan)
3.
Batang implan dalam
kantong
4.
kain penutup
steril(disinfeksi tingkat tinggi) serta mangkok untuk tempat meletakkan implan
Norplant.
5.
Pasang sarung
tangan karet bebas bedak dan yang sudah steril (atau didisinfeksi tingkat
tinggi)
6.
Sabun untuk mencuci tangan
7.
Larutan anti septik untuk disinfeksi
kulit(mis,betadin atau sejenis gol povidon iodin lainnya), lengkap dengan
cawan/mangkok anti karat.
8.
Zat anastesi lokal
(konsentrasi 1% tanpa epinefrin)
9.
Semprit(5-10ml),
dan jarum suntik (22G) ukuran 2,5 sampai 4 cm (1-1 1/2inch)
10. Trokar 10 dan
madrin
11. Skalpel 11 atau 15
12. Kassa pembalut,
band aid, atau plester
13. Kassa steril dan
pembalut
14. Epinefrin untuk
renjatan anafilaktik (harus tersedia untuk kaperluan darurat)
15. Klem penjepit atau
forsep mosquito (tambahan)
16. Bak/tempat
instrumen (tertutup)
3.
Kunci Keberhasilan Pemasangan
1.
Untuk tempat pemasangan
kapsul,pilihlah lengan klien yang jarang digunakan
2.
Gunakan cara
pencegahan infeksi yang dianjurkan
3.
Pastikan
kapsul-kapsul tersebut ditempatkan sedikitnya 8 cm diatas lipat siku, didaerah
media lengan
4.
Insisi untuk
pemasangan harus kecil,hanya sekedar menembus kulit. Gunakan kalpel atau trokar
tajam untuk membuat insisi.
5.
Masukkan trokar
melalui luka insisi dengan sudut yang kecil, superfisisl tepat dibawah kulit.
Waktu memasang trokar jangan dipaksakan
6.
Ttrokar harus dapat mengangkat kulit
setiap saat,untuk memastikan memastikan pemasangan tepat dibawah kulit
7.
Pastikan 1 kapsul benar-benar keluar
dari trokar sebelum kapsul berikutnya dipasang (untuk mencegah kerusakan kapsul
sebelumnya,pegang kapsul yangsudah terpasang tersebut dengan jari tengah dan
masuk trokar pelan-pelan disepanjang tepi jari tersebut)
8.
Setelah selesai
memasang, bila sebuah ujung kapsul menonjol keluar atau terlalu dekat dengan
luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali dalam posisi
yang tepat
9.
Jangan dicabut ujung trokar dari
tempat insisi sebelum semua kapsul dipasang dan periksa seluruh posisi kapsul.
Hal ini untuk memastikan bahwa keenam kapsul dipasang dalam posisi benar dan
pada bidang yang sama dibawah kulit.
10. Kapsul pertama dan keenam harus membentuk sudut 75 derajat
5. Persiapan Pemasangan
Langkah 1
Persilahkan klien mencuci seluruh lengan dengan sabun dan air yang mengalir serta membilasnya. Pastikan tidak terdapat sisa sabun (sisa sabun menurunkan efektivitas antisetik tertentu). Langkah ini sangat penting bila klien kurang menjaga kebersihan dirinya untuk menjaga kesehatannya dan mencegah penularan penyakit.
Persilahkan klien mencuci seluruh lengan dengan sabun dan air yang mengalir serta membilasnya. Pastikan tidak terdapat sisa sabun (sisa sabun menurunkan efektivitas antisetik tertentu). Langkah ini sangat penting bila klien kurang menjaga kebersihan dirinya untuk menjaga kesehatannya dan mencegah penularan penyakit.
Langkah 2
Tutup tempat tidur klien (dan penyangga lengan atau meja samping bila ada) dengan kain bersih.
Tutup tempat tidur klien (dan penyangga lengan atau meja samping bila ada) dengan kain bersih.
Langkah 3
Persilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang digunakan (misalnya : lengan kiri) diletakkan pada lengan penyangga atau meja di samping. Lengan harus disangga dengan baik dan dapat digerakkan lurus atau sedikit bengkok sesuai dengan posisi yang disukai klinis untuk memudahkan pemasangan.
Persilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang digunakan (misalnya : lengan kiri) diletakkan pada lengan penyangga atau meja di samping. Lengan harus disangga dengan baik dan dapat digerakkan lurus atau sedikit bengkok sesuai dengan posisi yang disukai klinis untuk memudahkan pemasangan.
Langkah 4
Tentukan tempat pemasangan yang optimal 8 cm di atas lipatan siku.
Tentukan tempat pemasangan yang optimal 8 cm di atas lipatan siku.
Langkah 5
Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh alat-alat di dalamnya.
Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh alat-alat di dalamnya.
Langkah 6
Buka dengan hati-hati kemasan steril implan dengan menarik kedua lapisan pembungkusnya dan jatuhkan seluruh kapsul dalam mangkuk steril.Bila tidak ada mangkuk steril, kapsul dapat diletakkan dalam mangkuk yang didisinfeksi tingkat tinggi (DDT) atau pada baki tempat alat-alat. Pilihan lain adalah dengan membuka sebagian kemasan dan mengambil kapsul satu demi satu dengan klem steril atau DDT saat melakukan pemasangan. Jangan menyentuh bagian dalam kemasan atau isinya kecuali dengan alat yang steril atau DDT.
Buka dengan hati-hati kemasan steril implan dengan menarik kedua lapisan pembungkusnya dan jatuhkan seluruh kapsul dalam mangkuk steril.Bila tidak ada mangkuk steril, kapsul dapat diletakkan dalam mangkuk yang didisinfeksi tingkat tinggi (DDT) atau pada baki tempat alat-alat. Pilihan lain adalah dengan membuka sebagian kemasan dan mengambil kapsul satu demi satu dengan klem steril atau DDT saat melakukan pemasangan. Jangan menyentuh bagian dalam kemasan atau isinya kecuali dengan alat yang steril atau DDT.
6.
Tindakan Sebelum Pemasanagan
Langkah 1
cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain bersih.
cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain bersih.
Langkah 2
Pakai sarung tangan steril atau DDT (ganti sarung tangan untuk setiap klien guna mencegah kontaminasi silang).
Pakai sarung tangan steril atau DDT (ganti sarung tangan untuk setiap klien guna mencegah kontaminasi silang).
Langkah 3
Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung kapsul untuk memstikan jumlahnya.
Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung kapsul untuk memstikan jumlahnya.
Langkah 4
Persiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptik. Gunakan klem steril atau DTT untuk memegang kasa berantiseptik. (bila memegang kasa berantiseptik hanya dengan tangan, hati-hati jangan sampai mengkontaminsai sarung tangan dengan menyentuh kulit yang tidak steril). Mulai mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi ke arah luar dengan gerakan melingkar sekitar 8-13 cm dan biarkan kering (sekitar 2 menit) sebelum memulai tindakan. Hapus antiseptik yanga berlebihan hanya bila tanda yang sudah dibuat tidak terlihat.
Persiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptik. Gunakan klem steril atau DTT untuk memegang kasa berantiseptik. (bila memegang kasa berantiseptik hanya dengan tangan, hati-hati jangan sampai mengkontaminsai sarung tangan dengan menyentuh kulit yang tidak steril). Mulai mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi ke arah luar dengan gerakan melingkar sekitar 8-13 cm dan biarkan kering (sekitar 2 menit) sebelum memulai tindakan. Hapus antiseptik yanga berlebihan hanya bila tanda yang sudah dibuat tidak terlihat.
Langkah 5
Bila ada guanakan kain penutup (doek) yang mempunyai lubang untuk menutupi lengan. Lubang tersebut harus cukup lebar untuk memaparkan tempat yang akan dipasang kapsul. Dapat juga dengan menutupi lengan di bawah tempat pemasangan dengan kain steril.
Bila ada guanakan kain penutup (doek) yang mempunyai lubang untuk menutupi lengan. Lubang tersebut harus cukup lebar untuk memaparkan tempat yang akan dipasang kapsul. Dapat juga dengan menutupi lengan di bawah tempat pemasangan dengan kain steril.
Langkah 6
Setelah memastikan tidak alergi terhadap obat anestesi, isi alat suntik dengan 3 ml obat anestesi . Dosis ini sudah cukup untuk menghilangkan rasa sakit selama memasang kapsul implan.
Setelah memastikan tidak alergi terhadap obat anestesi, isi alat suntik dengan 3 ml obat anestesi . Dosis ini sudah cukup untuk menghilangkan rasa sakit selama memasang kapsul implan.
Langkah 7
Masukkan jarum di bawah kulit pada tempat insisi, kemudian lakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak masuk ke dalam pembuluh darah. Suntikkan sedikit obat anestesi untuk membuat gelembung kecil di bawah kulit. Kemudian tanpa memindahkan jarum, masukkan ke bawah kulit sekitar 4 cm. Hal ini akan membuat kulit terangkat dari jaringan lunak di bawahnya. Kemudian tarik jarum pelan-pelan sehingga membentuk jalur sambil menyuntikkan obat anestesi sebanyak 1 ml di antara tempat untuk memasang kapsul.
Masukkan jarum di bawah kulit pada tempat insisi, kemudian lakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak masuk ke dalam pembuluh darah. Suntikkan sedikit obat anestesi untuk membuat gelembung kecil di bawah kulit. Kemudian tanpa memindahkan jarum, masukkan ke bawah kulit sekitar 4 cm. Hal ini akan membuat kulit terangkat dari jaringan lunak di bawahnya. Kemudian tarik jarum pelan-pelan sehingga membentuk jalur sambil menyuntikkan obat anestesi sebanyak 1 ml di antara tempat untuk memasang kapsul.
7.
Pemasanagan Kapsul
Sebelum membuat insisi, sentuh tempat insisi dengan jarum atau skalpel untuk memastikan obat anestesi telah bekerja.
Sebelum membuat insisi, sentuh tempat insisi dengan jarum atau skalpel untuk memastikan obat anestesi telah bekerja.
Langkah 1
Pegang skalpel dengan sudut 45◦, buat insisi dangkal hanya untuk sekedar menembus kulit. Jangan membuat insisi yang panjang atau dalam.
Pegang skalpel dengan sudut 45◦, buat insisi dangkal hanya untuk sekedar menembus kulit. Jangan membuat insisi yang panjang atau dalam.
Langkah 2
Ingat kegunaan ke-2 tanda pada trokar. Trokar harus dipegang dengan ujung yang tajam menghadap ke atas. Ada 2 tanda pada trokar,
Ingat kegunaan ke-2 tanda pada trokar. Trokar harus dipegang dengan ujung yang tajam menghadap ke atas. Ada 2 tanda pada trokar,
1.
dekat pangkal menunjukkan batas
trokar dimasukkan ke bawah kulit sebelum memasukkan setiap kapsul.
2.
dekat ujung menunjukkan batas trokar
yang harus tetap di bawah kulit setelah memasang setiap kapsul.
Langkah 3
Dengan ujung yang tajam menghadap ke atas dan pendorong di dalamnya masukkan ujung trokar melalui luka insisi dengan sudut kecil. Mulai dari kiri atau kanan pada pola seperti kipas, gerakkan trokar ke depan dan berhenti saat ujung tajam seluruhnya berada di bawah kulit. Memasukkan trokar jangan dengan paksaan. Jika terdapat tahanan coba dari sudut lainnya.
Dengan ujung yang tajam menghadap ke atas dan pendorong di dalamnya masukkan ujung trokar melalui luka insisi dengan sudut kecil. Mulai dari kiri atau kanan pada pola seperti kipas, gerakkan trokar ke depan dan berhenti saat ujung tajam seluruhnya berada di bawah kulit. Memasukkan trokar jangan dengan paksaan. Jika terdapat tahanan coba dari sudut lainnya.
Langkah 4
Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit angkat trokar ke atas sehingga kulit terangkat. Masukkan trokar perlahan-lahan dan hati-hati ke arah tanda (1) dekat pangkal. Trokar harus cukup dangkal sehingga dapat diraba dari luar dengan jari. Trokar harus selalu terlihat mengangkat kulit selama pemasangan. Masuknya trokar akan lancar bila berada di bidang yang tepat di bawah kulit.
Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit angkat trokar ke atas sehingga kulit terangkat. Masukkan trokar perlahan-lahan dan hati-hati ke arah tanda (1) dekat pangkal. Trokar harus cukup dangkal sehingga dapat diraba dari luar dengan jari. Trokar harus selalu terlihat mengangkat kulit selama pemasangan. Masuknya trokar akan lancar bila berada di bidang yang tepat di bawah kulit.
Langkah 5
Saat trokar masuk sampai tanda (1) cabut pendorong dari trokar.
Saat trokar masuk sampai tanda (1) cabut pendorong dari trokar.
Langkah 6
Masukkan kapsul pertama ke dalam trokar. Gunakan ibu jari dan telunjuk atau pinset atau klem untuk mengambil kapsul dan memasukkan ke dalam trokar. Bila kapsul diambil dengan tangan pastikan sarung tangan tersebut bebas dari bedak atau pertikel lain.
Masukkan kapsul pertama ke dalam trokar. Gunakan ibu jari dan telunjuk atau pinset atau klem untuk mengambil kapsul dan memasukkan ke dalam trokar. Bila kapsul diambil dengan tangan pastikan sarung tangan tersebut bebas dari bedak atau pertikel lain.
Langkah 7
Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke arah ujung trokar sampai terasa ada tahanan, tapi jangan mendorong dengan paksa.
Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke arah ujung trokar sampai terasa ada tahanan, tapi jangan mendorong dengan paksa.
Langkah 8
Pegang pendorong dengan erat di tempatnya dengan satu tangna untuk menstabilkan. Terik tabung trokar dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk ke arah luka insisi sampai tanda (2) muncul di tepi luka insisi dan pangkalnya menyentuh pegangan pendorong. Hal yang penting pada langkah ini adalah menjaga pendorong tetap di tempatnya dan tidak mendorong kapsul ke jaringan.
Pegang pendorong dengan erat di tempatnya dengan satu tangna untuk menstabilkan. Terik tabung trokar dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk ke arah luka insisi sampai tanda (2) muncul di tepi luka insisi dan pangkalnya menyentuh pegangan pendorong. Hal yang penting pada langkah ini adalah menjaga pendorong tetap di tempatnya dan tidak mendorong kapsul ke jaringan.
Langkah 9
Saat pangkal menyentuh pegangan pendorong tanda (2) harus terlihat di tepi luka insisi dan kapsul saat itu keluar dari trokar tepat berada di bawah kulit. Raba ujung kapsul dengan jari untuk memastikan kapsul sudah keluar seluruhnya dari trokar. Hal yang penting adalah kapsul bebas dari trokar untuk menghindari terpotongnya kapsul saat trokar digerakkan untuk memasang kapsul berikutnya.
Saat pangkal menyentuh pegangan pendorong tanda (2) harus terlihat di tepi luka insisi dan kapsul saat itu keluar dari trokar tepat berada di bawah kulit. Raba ujung kapsul dengan jari untuk memastikan kapsul sudah keluar seluruhnya dari trokar. Hal yang penting adalah kapsul bebas dari trokar untuk menghindari terpotongnya kapsul saat trokar digerakkan untuk memasang kapsul berikutnya.
Langkah 10
Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar ke arah laterla kanan dan kembalikkan lagi ke posisi semula untuk memastikan kapsul pertama bebas. Selanjutnya geser trokar sekitar 15-25 derajat. Untuk melakukan itu mula-mula fiksasi kapsul pertama dengan jari telunjuk dan masukkan kembali trokar pelan-pelan sepanjang sisi jari telunjuk tersebut sampai tanda (1). Hal ini akan memastikan jarak yang tepat antara kapsul dan mencegah trokar menusuk kapsul yang dipasang sebelumnya. Bila tanda (1) sudah tercapai masukkan kapsul berikutnya ke dalam trokar dan lakukan seperti sebelumnya.
Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar ke arah laterla kanan dan kembalikkan lagi ke posisi semula untuk memastikan kapsul pertama bebas. Selanjutnya geser trokar sekitar 15-25 derajat. Untuk melakukan itu mula-mula fiksasi kapsul pertama dengan jari telunjuk dan masukkan kembali trokar pelan-pelan sepanjang sisi jari telunjuk tersebut sampai tanda (1). Hal ini akan memastikan jarak yang tepat antara kapsul dan mencegah trokar menusuk kapsul yang dipasang sebelumnya. Bila tanda (1) sudah tercapai masukkan kapsul berikutnya ke dalam trokar dan lakukan seperti sebelumnya.
Langkah 11
Pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk mengurangi resiko infeksi atau ekspulsi pastikan bahwa ujung kapsul yang terdekat kurang lebih 5 mm dari tepi luka insisi.
Pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk mengurangi resiko infeksi atau ekspulsi pastikan bahwa ujung kapsul yang terdekat kurang lebih 5 mm dari tepi luka insisi.
Langkah 12
Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kapsul semuanya telah terpasang.
Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kapsul semuanya telah terpasang.
Langkah 13
Ujung dari semua kapsul harus tidak ada tepi luka insisi. Bila sebuah kapsul keluar atau terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali di tempat yang tepat.
Ujung dari semua kapsul harus tidak ada tepi luka insisi. Bila sebuah kapsul keluar atau terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali di tempat yang tepat.
Langkah 14
Setelah kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap kapsul sudah diperiksa, keluarkan trokar pelan-pelan. Tekan tempat insisi dengan jari menggunakan kasa selama 1 menit
Setelah kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap kapsul sudah diperiksa, keluarkan trokar pelan-pelan. Tekan tempat insisi dengan jari menggunakan kasa selama 1 menit
8.
Tindakan Setelah Pemasangan Kapsul
a.
Menutup luka insisi
1)
Temukan tepi kedua insisi dan gunakan
band aid atau plester dengan kassa steril untuk menutup luka insisi. Luka insisi
tidfak perlu dijahit karena dapat menimbulkan jaringan parut
2)
Periksa adanya
perdarahan. Tutup daerah pemasangan dengan pembalut untuk hemostasis dan
mengurangi memar (perdarahan subkutan)
b. Perawatan klien
1)
Buat catatan pada rekam medik pemasangan
kapsul dan kejadiian tidak umum yang mungkin terjadi selama pemasangan.
2)
Amati klien kurang lebih 15-20 menit
untuk kemungkinan perdarahan dari luka insisi atau efek lain sebelum
memulangkan klien. Beri petunjuk untuk perawatan luka insisi setelah
pemaasangan, kalau bisa diberikan secara tertulis.
2.7 Pencabutan Implant
Pengangkatan Norplant dilakukan atas
indikasi :
1.
Atas permintaan akseptor (seperti ingin hamil lagi)
2.
Timbulnya efeksamping yang sangat mengganggu dan tidak dapat diatasi
dengan pengobatan biasa
3.
Sudah habis masa pakainya
4.
Terjadi kehamilan
Prosedur Pengangkatan
1.
Alat-alat yang diperlukan: selain
dari alat-alat yang diperlukan sewaktu pemasangan kapsul Norplant diperlukan
pula satu forceps lurus dan satu furseps bengkok.
2.
Tentukan lokasi kapsul Norplant (kapsul 1-6), kalau perlu kapsul di
dorong kearah tempat insisi akan dilakukan.
3.
Daerah insisi di disinfeksi, kemudian
ditutup dengan kain steril yang berluban
4.
Lakukan anastesi
lokal
5.
Kemudian lakukan insisi selebar 5-7
mm ditempat yang paling dekat dengan kapsul Norplant
6.
Forceps dimasukan kedalam
lubang insisi dan kapsul didorong dengan jari tangan lain kearah ujung forceps,
selanjutnya forceps dibuka lalu kapsul dijepit dengan ujung forceps.
7.
Selanjutnya kapsul yang sudah
dijepit kemudian ditarik pelan-pelan. Kalo perlu dibantu dengan mendorong
kapsul dengan jari tangan lain. Adakalanya kapsul sudah terbungkus dengan
jaringan sekitarnya dalm hal ini dilakukan insisi pada jaringan yang membungkus
kapsul tersebut pelan-pelan sampai kapsul menjadi bebas sehingga mudah
menariknya keluar
8.
Lakukan prosedur
ini beturut-turut untuk mengeuarkan kapsul kedua sampai keenam. Jika sewaktu
mengeluarkan kapsul terjadi perdarahan maka hentikan terlebih dahulu
perdarahannya
9.
Setelah semua kapsul dikeluarkan dan
tidak terjadi perdarahan tutup luka dengan kassa steril kemudian di plester
10.
Pada umumnya tidak diperlukan jahitan
pada kulit
11.
Informasikan kepada pemakai untuk
tidak membasahi luka selama 3 hari .
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Alat kontrasepsi susuk atau implan berisi
lovonorgestrel, terdiri dari 6 kapsul yang diinsersikan di bawah kulit lengan
atas bagian dalam, kira-kira 6-10 cm dari lipat siku. Indikasi penggunaan KB
susuk adalah pemakaian KB yang jangka waktu lama, masih berkeinginan punya anak
lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak terlalu dekat.tidak dapat memakai
jenis KB yang lain. Banyak alasan dapat dikemukakan mengapa implant
dikembangkan dan diperkenalkan sebagai cara KB yang baru. Alasan-alasan tersebut
antara lain implant merupakan cara KB yang sangat efektif dalam mencegah
kehamilan dan dapat mengembalikan kesuburan secara sempurna, tidak merepotkan.
Setelah pemasangan, akseptor tidak perlu melakukan atau memikirkan apa-apa
misalnya pada penggunaan pil. Implant merupakan cara KB yang ideal bagi ibu
yang tidak amau mempunyai anak lagi, akan tetapi belum siap untuk melakukan
sterilisasi
3.2 Saran.
a. Untuk Pasien : Bila Anda ingin menghentikan pemakaian implan, segera
kunjungi pekerja kesehatan yang memasangnya, atau yang terlatih. Jangan mencoba
mencopot sendiri di rumah.
b. Untuk Petugas Kesehatan :
Diharapkan agar memberikan Pelayanan kontrasepsi lebih Kompoten agar tidak
terjadi komplikasi-komplikasi yang merugikan bagi pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad. 2008. Alat Kontrasepsi
untuk Wanita (Contraseptive for Female).
KB).http://www.klikdokter.com/medisaz/read/2010/07/05/120/keluarga-berencana--kb-(
Diakses hari Jumat, tanggal 17 Desember 2010).
http://eprints.undip.ac.id/17781/1/IMBARWATI.pdf (Diakses hari Jumat, tanggal 17 Desember 2010).
http://eprints.undip.ac.id/17781/1/IMBARWATI.pdf (Diakses hari Jumat, tanggal 17 Desember 2010).
Kusumaningrum, Radita. 2009.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pemilihan Jenis Kontrasepsi yang Digunakan
pada Pasangan Usia Subur.
Pemilihan Jenis Kontrasepsi yang Digunakan
pada Pasangan Usia Subur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar