CSE

Loading

Jumat, 10 Januari 2014

IMUNISASI CAMPAK



 BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pendudukindonesia pada tahun 2006  telah melampaui 220 juta dan ditengrai pula bahwa pertumbuhan penduduk bergerak lebih cepat, tidak sesuai dengan perhitungan semula. Pengendalian pertumbuhan penduduk hanya difokuskan pada pasangan usia subur yang sangat miskin yang notabene jumlahnya kecil sekali yaitu 19 % dari total jumlah pasangan usia subur di indonesia.
Perhitungan terdahulu mangatakan bahwa laju pertumbuhan penduduk akan terus turun bahkan pada tahun 2020-2025 dimungkinkan mencapai 0,92 %! Namun kenyataan dewasa ini laju pertumbuhan penduduk indonesia mencapai angka yang cukup tinggi: 1,3 % !  (kompas, 17 November 2006). J umlah anak yang dibawah umur 15 tahun  masih merupakan golongan penduduk yang sangat besar, yaitu kurang lebih sebesar 70 juta (30,26 %) dan usia balita sebesar 23,7 juta (10,4 %).
Masalah  lain yang penting dan memperhatinkan adalah meningkatnya kurang gizi diberbagai pelosok indonesia. Apabila gizi kurang sebesar 37,5 % pada  tahun 1998 berhasil di tekan mencapai 19,3 % pada tahun 2002, gizi buruk sebesar 6,3 % pada tahun 1989 tidak berhassil ditekan bahkan setelah tahun 2002 berprevalensi untuk menjadi lebih dari 10 % yang dapat kita saksikan  ini. Penyebabnya adalah kurang berfungsinya posyandu di masyarakat dimasa yang lalu, yaitu sejak krisis moneter 1997, bencana alam yang datang bertubi-tubi  ditanah air kita ini dan situasi politik dan keamanan yang tidak kondusif.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN  IMUNISASI
Imunisasi berasal dari kata imun,yaitu kebal atau resisten. Anak diimunisasi berarti diberi kekebalan  terhadap suatu penyakit  tertentu. Anak kebal atau resisten terhadap penyakit , tetapi  belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain (Notoadmojo,2003).
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah  terhadap penyakit tertentu, sedangkan yang dimaksud dengan vaksin adalah bahan yang dipakai  untuk merangsang  pembentukan zat  anti yang dimasukan  kedalam tubuh melalui suntikan (misalnya vaksin BCG, DPT dan campak) dan imunisasi  melalui mulut  (misalnya vaksin polio). (Hidayat , 2008).
Imunisasi adalah  suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen  yang serupa , tidak terjadi penyakit ( Ranuh dkk, 2008).
2.2  TUJUAN IMUNISASI
Tujuan dalam pemberian  imunisasi , antara lain:
a.       Mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang  dan menghilangkan penyakit  tertentu didunia
b.      Melindungi dan mencegah penyakit -penyakit menular yang sangat berbahaya bagi bayi  dan anak.
c.       Menurunkan angka morbiditas , dan mortalitas dan cacat serta  dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu.
d.      Mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi  yaitu seperti campak, polio, difteri, pertusis , hepatitis B, Cacar air, TBC dan lain-lain


2.3 MACAM-MACAM IMUNISASI
            Imunitas , dibagi dalam dua hal, yaitu aktif dan pasif. Aktif adalah bila tubuh anak ikut bekerja terbentuknya  imunitas, sedangkan pasif adalah apabila tubuh anak tidak bekerja membentuk kekebalan , tetapi hanya menerimanya saja.
a.      Imunisasi aktif
Adalah pemberian kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibody sendiri,. Contohnya : imunisasi polio atau campak .imunisasi ini dilakukan dengan vaksin  yang mengandung :
·         kuman-kuman mati  (misalnya : vaksin cholera -typoid, vaksin pertusis)
·         kuman hidup tapi dilemahkan ( misalnya : vaksin  BCG teehadap Tuberkolosis).
·         Virus-virus hidup diperlemah (misalnya : bibit cacat, vaksin poliomyelitis)
·         Toxoid ( racun yang telah dinetralisir)
b.      Imunisasi pasif
Adalah pemberian zat (imunoglobulin), yaitu suatu zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia atau binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah  masuk dalam tubuh yang terinfeksi .

2.4. JENIS -JENIS IMUNISASI

1. VAKSIN BCG(BACILLE CALMETTE - GUERIN)
a. pengertian
adalah vaksin hidup yang dibuat dari mycobacterium bovis ,yang dibiakan berulang selama 1-3 tahun , sehingga didapat basil yang tidak virulen tetapi masih mempunyai imunogenitas. Vaksin BCG menimbulkan sensivitas  terhadap tuberculin .
            vaksin BCG tidak mencegah infeksi tuberkolosis, tetapi mengurangi risiko tuberkolosis berat , seperti meningitis  tuberkolosa dan tuberkolosa miller.

b.      Cara pemberian :
Frekuensi pemberian imunisasi BCG adalah satu kali dan tidak perlu diulang (boster). Sebab, vaksin BCG berisi kuman hidup sehingga antibodi yang dihasilkannya tinggi terus. Berbeda dengan vaksin berisi kuman mati, hingga memerlukan pengulangan.
Diberikan secara intradermal/intracutan , lokasi penyuntikan pada deltoid kanan(lengan kanan atas), sehigga bila terjadi limfadenitis (pada aksila ) akan lebih mudah terdeteksi .
Vaksin BCG tidak boleh terkena sinar matahari , tidak boleh beku , dan harus disimpan pada suhu 2- 8 0C .vaksin yang telah diencerkan  harus dibuang dalam 8 jam .
Imunisasi BCG ini diberikan pada anak ketika berumur ≤ 2 bulan dan sebaiknya dilakukan  uji tuberculin  terlebih dahulu ( imunisasi bisa diberikan jika uji tuberculin negative).

c . Tanda keberhasilan Imunisasi
Timbul indurasi (benjolan) kecil dan eritema (merah) di daerah bekas suntikan setelah satu atau dua minggu kemudian,yang berubah menjadi pustule, kemudian pecah menjadi ulkus (luka). Tidak menimbulkan nyeri dan tidak diiringi panas (demam).
Luka ini akan sembuh sendiri dan meninggalkan tanda parut. Jikapun indurasi (benjolan) tidak timbul, hal ini tidak perlu dikhawatirkan. Karena kemungkinan cara penyuntikan yang salah, mengingat cara menyuntikkannya perlu keahlian khusus karena vaksin harus masuk kedalam kulit. Jadi, meskipun benjolan tidak timbul, antibodi tetap terbentuk, hanya saja dalam kadar rendah. Imunsasi tidak perlu diulang, karena di daerah endemi TB, infeksi alamiah akan selalu ada. Dengan kata lain akan mendapat vaksinasi alamiah.

c.       Efek samping Imunisasi
Umumnya tidak ada. Namun, pada beberapa anak timbul pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak atau leher bagian bawah (diselangkangan bila penyuntikan dilakukan di paha). Dan biasanya akan sembuh sendiri.
d.      Kontraindikasi
Tenaga kesehatan tidak dianjurkan memberikan imunisasi BCG , jika ditemukan hal-hal berikut:
·         Rekasi uji tuberculin >5 mm.
·         Terinfeksi HIV atau dengan resiko tinggi HIV , imunokompromais akibat pengobatan kortikosteroid, obat imunosupresif, sedang menjalani terapi radiasi , serta menderita penyakit keganasan yang mengenai sum-sum tulang  atau system limfe
·         Anak menderita gizi buruk
·         Anak menderita infeksi kulit yang berat
·         Anak menderita demam tinggi
·         Anak pernah menderita tuberkolosis
·         Kehamilan
e.       Rekomendasi
§   Imunisasi BCG diberikan saat bayi berusia ≤ 2bulan
§   Pada bayi yang kontak erat dengan penderita TB, dan melalui pemeriksaan sputum didapati BTA (+3) maka sebaiknya diberikan INH profilaksis terlebih dahulu,dan jika kontak sudah tenang dapat diberi  BCG
§   Jangan melakukan imunisasi BCG pada bayi atau anak dengan imunodefisiensi , misalnya HIV, gizi buruk , dan lain-lain

2.  IMUNISASI HEPATITIS B
a. pengertian
Imunisasi Hepatitis B adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis B, yaitu penyakit infeksi yang dapat merusak hati.            
Hepatitis B merupakan penyakit endemic  dihampir seluruh bagian dunia. Penyakit hepatitis B pada anak tidak jarang menimbulkan gejala yang minimal atau subklinis, namun sering menyebabkan hepatitis kronik, yang  dalam kurun waktu 10-20 tahun dapat berkembang menjadi sirosis ataupun hepatoma,sedangkan pada orang dewasa lebih sering menjadi hepatitis akut.


b.      cara pemberian
Cara pemberian imunisasi hepatitis B adalah dengan cara intramuskuler (I.M atau i.m) di lengan deltoid atau paha anterolateral bayi (antero : otototot dibagian depan, lateral : otot bagian luar). Penyuntikan dibokong tidak dianjurkan karena bisa mengurangi efektivitas vaksin.
Imunisasi diberikan sebanyak 3 kali , Sebaiknya diberikan 12 jam setelah lahir. Dengan syarat kondisi bayi dalam keadaan stabil, tidak ada gangguan pada paru-paru dan jantung.
Kemudian dilanjutkan pada saat bayi berusia 1 bulan, dan usia antara 3 – 6 bulan. Khusus bayi yang lahir dari ibu pengidap hepatitis B, selain imunisasi yang diberikan kurang dari 12 jam setelah lahir, juga diberikan imunisasi tambahan dengan immunoglobulin anti hepatitis B dalam waktu sebelum usia 24 jam.
c.       Tanda keberhasilan imunisasi
Tidak ada tanda klinis yang dapat dijadikan patokan. Tetapi dapat dilakukan pengukuran keberhasilan melalui pemeriksaan darah atau mengecek kadar hepatitis B-nya setelah anak berusia setahun.bila kadarnya diatas 1000, berarti daya tahannya 8 tahun.  Diatas 500 tahan selama 5 tahun. Diatas 200 tahan selama 3 tahun.  Tetapi bila  angkanya 100 maka dalam setahun akan hilang. Sementara bila angka nol bayi harus disuntik ulang 3 kali lagi.

d.      Efek samping
Efek yang muncul pascaimunisasi hepatitis B pada umumnya ringan, hanya berupa nyeri, bengkak, panas(demam ringan) , mual dan nyeri sendi maupun otot. Reaksi ini akan menghilang dalam waktu 2 hari.
e.       Kontraindikasi
Tidak dapat diberikan pada anak yang menderita sakit berat.

3. DIFTERI , PERTUSIS ,DAN TETANUS(DPT)

a. pengertian
Imunuisasi DPT merupakan imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap beberapa penyakit berikut ini:
·         Penyakit difteri, yaitu radang tenggorokan yang sangat berbahaya karena menimbulkan tenggorokan tersumbat dan kerusakan jantung yang menyebabkan kematian dalam beberapa hari saja.
·         Penyakit pertusis, yaitu radang paru (pernapasan), yang disebut juga batuk rejan atau  batuk 100 hari. Karena sakitnya bisa mencapai 100 hari atau 3 bulan lebih. Gejalanya sangat khas, yaitu batuk yang bertahap, panjang dan lama disertai bunyi  “whoop”/ berbunyi dan diakhiri dengan muntah, mata dapat bengkak atau penderita dapat meninggal karena kesulitan bernapas.
·         Penyakit tetanus, yaitu penyakit kejang otot seluruh tubuh dengan mulut terkunci / terkancing sehingga mulut tidak bisa membuka atau dibuka.

b.      Cara Pemberian Imunisasi
Cara pemberian imunisasi melalui suntikan intra muskuler (I.M atau i.m). Pemberian imunisasi 3 kali (paling sering dilakukan), yaitu pada usia 2 bulan, 4 bulan dan 6 bulan. Namun, bisa juga ditambahkan 2 kali lagi, yaitu 1 kali di usia 18 bulan dan 1 kali di usia 5 tahun. Selanjutnya di usia 12 tahun, diberikan imunisasi TT.
c.       Efek samping imunisasi
·         Panas
Kebanyakan anak menderita panas  pada sore hari setelah mendapat vaksinasi DPT, tetapi panas ini akan sembuh dalam1-2 hari . bila panas yang timbul lebih dari 1 hari sesudah pemberian DPT, maka itu bukanlah disebabkan oleh vaksin DPT, mungkin ada infeksi lain yang perlu diteliti lebih lanjut.
·         Rasa sakit didaerah suntikan
Sebagian anak merasa nyeri , sakit, kemerahan dan bengkak ditempat suntikan. Hal ini perlu diberitahukan kepada ibu sesudah vaksinasi, serta yakinkan ibu bahwa keadaan itu tidak berbahaya dan tidak perlu pengobatan
·         Peradangan
Bila pembengkakan sakit terjadi seminggu atau lebih sesudah vaksinasi , maka hal ini mungkin diakibatkan beberapa faktor berikut:
-          Jarum suntik tidak steril dikarenakan jarum tersentuh tangan,diletakan ditempat yang tidak steril.
-          Penyuntikan kurang dalam
-          Kejang-kejang(jarang terjadi
Reaksi ini disebabkan oleh komponen pertusis dari DPT , oleh karena itu , maka anak yang pernah mendapat reaksi kejang ini tidak boleh diberi vaksin DPT  lagi tapi gantinya diberi DT saja.

d.      Kontra Indikasi Imunisasi
Imunisasi DPT tidak dapat diberikan pada anak-anak yang mempunyai penyakit atau kelainan saraf, baik bersifat keturunan atau bukan, seperti epilepsi, menderita kelainan saraf yang betul-betul berat atau habis dirawat karena infeksi otak, anak-anak yang sedang demam / sakit keras dan yang mudah mendapat kejang dan mempunyai sifat alergi, seperti eksim atau asma.


4. IMUNISASI POLIO
a.      Pengertian
Imunisasi Polio adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan terhadap penyakit poliomyelitis, yaitu penyakit radang yang menyerang saraf dan dapat mengakibatkan lumpuh kaki.

b.      Cara Pemberian Imunisasi
Pemberian imunisasi polio melalui oral / mulut (Oral Poliomyelitis vaccine/OPV). Di luar negeri, cara pemberian imunisasi polio ada yang melalui suntikan  (Inactivated Poliomyelitis Vaccine/ IPV).
Waktu pemberian polio adalah pada umur bayi 0-11 bulan atau saat lahir (0 bulan), dan berikutnya pada usia bayi 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan. Kecuali saat lahir, pemberian vaksin polio selalu dibarengi dengan vaksin DPT. Tingkat kekebalan dari imunisasi polio Bisa mencekal penyakit polio hingga 90 %
c.         Efek Samping Imunuisasi 
Hampir tidak ada efek samping. Hanya sebagian kecil saja yang mengalami pusing, diare ringan, dan sakit otot. Dan kasusnya biasanya jarang terjadi.

d.      Kontraindikasi
Sebaiknya pada anak dengan diare berat atau yang sedang sakit parah, seperti demam tinggi (diatas 38C) ditangguhkan.
Pada anak yang menderita penyakit gangguan kekebalan tidak diberikan imunisasi polio. Demikian juga anak dengan dengan penyakit HIV/AIDS, penyakit kanker atau keganasan, sedang menjalani pengobatan steroid dan pengobatan radiasi umum, untuk tidak diberikan imunisasi.

5. IMUNISASI CAMPAK
a.   Pengertian
 Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus measles. Disebarkan melalui droplet bersin atau  batuk dari penderita. Gejala awal penyakit adalh demam, bercak, kemerahan, batuk, pilek, conjungtivitis (mata merah). Selanjutnya timbul ruam pada muka dan leher. Kemudian menyebar ketubuh dan tangan serta kaki. (Dirjen PP & PL Dep Kes RI, 2005).
Campak adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang disebarkan oleh butir-butir cair yang dibawa air. (Subakti, 2011)
Imunisasi campak adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit campak (morbili/measles).
Kandungan vaksin campak ini adalah virus yang dilemahkan. Sebenarnya, bayi sudah mendapat kekebalan campak dari ibunya. Namun seiring bertambahnya usia, antibodi dari ibunya semakin menurun sehingga butuh antibodi tambahan lewat pemberian vaksin campak. Penyakit campak mudah menular, dan anak yang daya tahan tubuhnya lemah gampang sekali terserang penyakit yang disebabkan virus morbili ini. Namun, untungnya campak hanya diderita sekali seumur hidup. Jadi sekali terkena campak, setelah itu biasanya tidak akan terkena lagi.
c.       tujuan pemberian imunisasi
tujuan inmunisasi campak adlah untuk melindungi anak yang masih muda dari infeksi campak yang berat, memberikan imunitas dalam jangka panjang, dan untuk mencegah penularan penyakit.
d.      Manfaat
Akan menimbulkan kekebalan aktif dan bertujuan untuk melindungi terhadap penyakit campak hanya sekali suntikan, di berikan pada anak usia 9 bulan / lebih (lisnawati, 2011)
e.        Cara Pemberian Imunisasi
Pemberian secara suntikan subkutan dilengak kiri bagian atas dengan dosis 0,5 cc (Dewi 2010)
Cara pemberian imunisasi campak adalah melalui subkutan (s.c), Imunisasi campak diberikan 1 kali pada usia 9 bulan, dan dianjurkan pemberiannya  sesuai jadwal. Selain karena antibodi dari ibu sudah menurun di usia bayi 9 bulan, penyakit campak umumnya menyerang anak usia balita. Jika sampai usia 12 bulan anak belum mendapatkan imunisasi campak, maka pada usia 12 bulan ini anak harus diimunisasi MMR (Measles Mumps Rubella).
f.       Jadwal dan tempat pelaksanaan imunisasi
Imunisasi campak diberikan 1 kali pada bayi yang berumur 9-11 bulan. (Dirjen PP & PL Dep Kes RI, 2005 : 14). Tempat pemberian imunisasi bisa dilaksanakan di puskesmas, rumah sakit posyandu, dan Klinik Praktek Swasta.
g.      Efek samping
Biasanya tidak terdapat reaksi akibat imunisasi. Mungkin terjadi demam ringan dan terdapat efek kemerahan / bercak merah pada pipi di bawah telinga pada hari ke 7 – 8 setelah penyuntikan. Kemungkinan juga terdapat pembengkakan pada tempat penyuntikan.

h.       Kontra Indikasi Imunisasi
Kontra indikasi pemberian imunisasi campak adalah anak :
·         Dengan penyakit infeksi akut yang disertai demam.
·         Dengan penyakit gangguan kekebalan.
·         Dengan penyakit TBC tanpa pengobatan.
·         Dengan kekurangan gizi berat.
·         Dengan penyakit keganasan.
·         Dengan kerentanantinggi terhadap protein telur, kanamisin dan eritromisin (antibiotik).
i.        Penularan penaykit campak
Penyakit campak menular dari orang-ke orang terutama melalui droplet besar dari saluran nafas, tetapi dapat juga menular melalui droplet ayng sangat kecil lewat udara yang dihirup. (setiawan, 2008)

j.        Masa inkubasi
Demam mulain dijumpai pada hari ke-5 dan ke-6 sesudah imunisasi dan berlangsung selama 2 hari. Ruam dapat timbul pada hari ke-7 dan ke 10 sesudah imunisasi dan berlangsug selama 2-4 hari (Dewi, 2010).
Masa inkubasi penyakit campak adalah 10-14 hari, dan masa prodmoral 2-3 hari, dengan gejala batuk, pilek, demam, dan konjungtivitis, diikuti dengan munculnya ruam yang khas pada kulit
k.      Gejala klinis penyakit campak

l.        Komplikasi pemberian imunisasi campak


m.    Pencegahan penyakit campak
Melalui imunisasi campak dan peningkatan gizi, perawtan individu yang terpanjang campak yaitu untuk perlindungan terhadap campak, vaksin yang diberiakn dalam waktu 72 jam setelah terjadi campak, doss yang diberikan adalah 0,5 ml IM, vaksin virus campak sebaiknya diberikan 3 bulan setelah pemberian immunoglobulin.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar