BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Imunisasi sebagai salah satu upaya preventif
untuk mencegah penyakit melalui pemberian kekebalan tubuh harus dilaksanakan
secara terus-menerus, meyeluruh dan dilaksanakan sesuai standar sehingga mampu
memberikan perlindungan kesehatan dan memutus mata rantai penularan. Salah satu
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi adalah poliomielitis.
Poliomielitis adalah penyakit pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh
satu dari 3 virus yang berhubungan yaitu virus polio tipe 1, 2 atau 3. secara
klinis penyakit polio adalah anak dibawah umur 15 tahun yang menderita lumpuh
layu akut (acute flaccid paralysis = AFP).
Penyebaran penyakit adalah melalui kotoran
manusia (tinja) yang terkontaminasi. Kelumpuhan dimulai dengan gejala demam,
nyeri otot dan kelumpuhan terjadi pada minggu pertama sakit. Kematian bisa
terjadi jika otot-otot pernapasan terinfeksi dan tidak segera ditangani.
B. TUJUAN
Adapun tujuan penyusunan makalah ini agar mahasiswa dapat
mengetahui tentang pemberian imunisasi polio. Disamping itu juga untuk memenuhi
tugas matakuliah “Ilmu Kesehatan Anak”.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
LANDASAN
PEMBERIAN IMUNISASI POLIO.
Pekan Imunisasi Nasional (PIN) adalah Pekan
di mana setiap balita termasuk bayi baru lahir yang bertempat tinggal di
Indonesia diimunisasi dengan vaksin polio, tanpa mempertimbangkan status
imunisasi sebelumnya. Pemberian imunisasi polio akan menimbulkan kekebalan
aktif terhadap penyakit Poliomielitis. Pemberian imunisasi polio secara
serentak terhadap semua sasaran akan mempercepat pemutusan siklus kehidupan
virus polio liar.
Dengan pemberian serentak kepada seluruh balita di
Indonesia terjadi penekanan serentak terhadap berkembang biaknya virus polio
liar apabila masuk ke dalam usus. Di alam bebas, virus akan bertahan hanya
selama 48 jam. Oleh karena itu pemberian serentak pada seluruh balita merupakan
kunci keberhasilan memutuskan rantai penularan.
Ada dua hal penting yang digunakan sebagai
landasan atau dasar pemberian imunisasi polio:
1.
Vaksinasi
polio ini sangat penting agar anak-anak kita tidak tertular virus polio. Virus
ini cukup berbahaya. Jika anak terkena sulit untuk diobati. Anak bangsa, khususnya
Balita, perlu diupayakan agar terhindar dari penyakit Polio, antara lain
melalui pemberian vaksin imunisasi.
2.
Vaksin
khusus tersebut (IPV) dalam proses pembuatannya menggunakan enzim yang berasal
dari porcine (babi), namun dalam hasil akhir tidak terdeteksi unsur babi, dan
belum ditemukan IPV jenis lain yang dapat menggantikan vaksin tersebut.
Vaksin polio ada dua jenis yaitu :
a.
Inactivated
polio vaccine (IPV= vaksin salk) mengandung virus polio yang telah dimatikan
dan diberikan melalui suntikan.
b.
Oral polio
vaccine (OPV= vaksin sabin) mengandung vaksin hidup yang telah dilemahkan dan
diberikan dalam bentuk pil atau cairan.
B.
JUMLAH
PEMBERIAN.
Bisa lebih dari jadwal yang telah ditentukan,
mengingat adanya imunisasi polio massal. Namun jumlah yang berlebihan ini tak
akan berdampak buruk. Ingat, tak ada istilah overdosis dalam imunisasi.
Pemberian imunisasi 2 kali dengan interval 1 bulan akan memberikan kekebalan
rongga usus selama 100 hari.
C.
USIA
PEMBERIAN
Imunisasi polio diberikan sebanyak empat kali
dengan selang waktu tidak kurang dari satu bulan. Saat lahir (0 bulan), dan berikutnya di usia
2, 4, 6 bulan. Dilanjutkan pada usia 18 bulan dan 5 tahun. Kecuali saat lahir,
pemberian vaksin polio selalu dibarengi dengan vaksin DPT.
D.
CARA
PEMBERIAN
Cara pemberian imunisasi polio bisa lewat suntikan (Inactivated
Poliomyelitis Vaccine/IPV), atau lewat mulut (Oral Poliomyelitis Vaccine/OPV).
Di Indonesia yang digunakan adalah OPV, karena lebih aman. OPV diberikan dengan
meneteskan vaksin polio sebanyak dua tetes langsung kedalam mulut anak atau
dengan menggunakan sendok yang dicampur dengan gula manis. Imunisasi ini jangan
diberikan pada anak yang lagi diare berat.
E.
EFEK
SAMPING
Hampir tak ada. Hanya sebagian kecil saja yang mengalami pusing, diare
ringan, dan sakit otot.Kasusnya pun sangat jarang.
F.
TINGKAT
KEKEBALAN
Dapat mencekal hingga 90%. Pemberian imunisasi polio pada waktu PIN di
samping untuk memutus rantai penularan seperti penjelasan di atas, juga berguna
sebagai booster atau imunisasi ulangan polio.
G.
KONTRA
INDIKASI
Tak dapat diberikan pada anak yang menderita penyakit akut atau demam
tinggi (diatas 38C), muntah atau diare, penyakit kanker atau keganasan,
HIV/AIDS, sedang menjalani pengobatan steroid dan pengobatan radiasi umum,
serta anak dengan mekanisme kekebalan terganggu.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pemberian imunisasi polio secara serentak terhadap semua sasaran akan mempercepat pemutusan siklus kehidupan virus polio liar. Pemberian imunisasi 2 kali dengan interval 1 bulan akan memberikan kekebalan rongga usus selama 100 hari. Dengan pemberian serentak kepada seluruh balita di Indonesia terjadi penekanan serentak terhadap berkembang biaknya virus polio liar apabila masuk ke dalam usus. Di alam bebas, virus akan bertahan hanya selama 48 jam. Oleh karena itu pemberian serentak pada seluruh balita merupakan kunci keberhasilan memutuskan rantai penularan.
Pemberian imunisasi polio secara serentak terhadap semua sasaran akan mempercepat pemutusan siklus kehidupan virus polio liar. Pemberian imunisasi 2 kali dengan interval 1 bulan akan memberikan kekebalan rongga usus selama 100 hari. Dengan pemberian serentak kepada seluruh balita di Indonesia terjadi penekanan serentak terhadap berkembang biaknya virus polio liar apabila masuk ke dalam usus. Di alam bebas, virus akan bertahan hanya selama 48 jam. Oleh karena itu pemberian serentak pada seluruh balita merupakan kunci keberhasilan memutuskan rantai penularan.
B.
SARAN
Bagi mahasiswa kebidanan diharapkan mampu memahami tujuan, cara pemberian dan segala yang ada hubungannya dengan imunisasi polio. Untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dapat membaca pada literatur yang kami gunakan.
Bagi mahasiswa kebidanan diharapkan mampu memahami tujuan, cara pemberian dan segala yang ada hubungannya dengan imunisasi polio. Untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dapat membaca pada literatur yang kami gunakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar