CSE

Loading

Sabtu, 11 Januari 2014

imunisasi BCG

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Selama dalam proses tumbuh kembang, anak memerlukan asupan gizi yang kuat, penilaian nilai agama dan budaya, pembiasaan disiplin yang konsisten dan upaya pencegahan. Salah satu upaya pencegahan penyakit, yaitu pemberian imunisasi. Pemahaman tentang imunisasi diperlukan sebagai dasar dalam memberikan asuhan kebidanan terutama pada anak sehat  dan implikasi konsep imunisasi pada saat merawat anak sakit, khususnya pada kasus tuberculosis , difteri, pertussis, tetanus, polio, campak, dan hepatitis.
Tujuan jangka pendek dari pelayanan imunisasi adalah pencegahan penyakit secara   perorangan atau kelompok, sedangkan tujuan jangka panjang adalah eradikasi atau eliminasi suatu penyakit.
Dari penyakit menular yang telah ditemukan, sampai saat ini di Indonesia baru tujuh macam yang diupayakan pencegahannya melalui program imunisasi yang selanjutnya kita sebut “Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)”
Sejak dimulainya program imunisasi di Indonesia pada tahun 1956, saat ini telah dikembangkan tujuh jenis vaksinasi yaitu BCG, Campak, Polio, DPT, DT, TT, Hep.B.
                                                                                                                                                                                                                                                                                             5
1.2 Tujuan
Setelah menyelesaikan makalah dengan judul “imunisasi pada bayi”, maka tujuan yang ingin dicapai adalah :
                                                                                                                                   
*      *     - Mampu mengetahui imunisasi, jenis imunisasi, cara pemberiannya dan komplikasi dari pemberian imunisasi.
*         - Sebagai tambahan pengetahuan bagi calon Bidan professional sehingga saat kita ada di lahan klinik kita dapat memberikan asuhan kebidanan yang sesuai kode etik kebidanan.
 
1.3 Rumusan Masalah
Pembahasan imunisasi dapat disusun dengan format sebagai berikut :
A.    Pengertian Imunisasi
B.     Tujuan Imunisasi
C.     Jenis-jenis Imunisasi
D.    Penyakit yang dapat di vaksinasi
E.     Pemberian Imunisasi Menurut WHO
1.      Sifat fisik
2.      Kontra indikasi
3.      Dosis
4.      Tempat pemberian
5.      komplikasi                                                                                                              6
1.4 Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini menggunakan metode kepustakaan dimana dalam pengumpulan data yakni melalui penelitian dokumen, yang datanya di peroleh dari berbagai informasi.
                                                                                                                                              7
BAB II
PEMBAHASAN
2.1       Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.
Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak-anak karena sistem kekebalan tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa, sehingga rentan terhadap serangan penyakit berbahaya. Imunisasi tidak cukup hanya dilakukan satu kali, tetapi harus dilakukan secara bertahap dan lengkap terhadap berbagai penyakit yang sangat membahayakan kesehatan dan hidup anak.
Pemberian imunisasi dimaksudkan untuk membentuk kekebalan tubuh. Kekebalan tubuh dapat dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya :
*       - Tingginya kadar anti body pada saat dilakukan imunisasi
*       - Potensi antigen yang disuntikkan
*      - Waktu antara pemberian imunisasi
Mengingat efektif dan tidaknya imunisasi tersebut akan bergantung dari factor yang mempengaruhinya sehingga kekebalan tubuh dapat diharapkan pada diri anak.                     8
2.2       Tujuan Imunisasi
Tujuan dari pemberian imunisasi adalah :
1.       Untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi tertentu.
2. Untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan cacat atau kematian pada penderitanya.
2.3 Jenis-Jenis Imunisasi
Imunisasi dapat di bagi atas dua yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif.
Ø  IMUNISASI AKTIF
Merupakan pemberiaan zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spesifik yang akan menghasilkan respon seluler dan humoral serta dihasilkannya sel memori, sehingga  apabila benar-benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat merespons. Imunisasi aktif ada dua yaitu :
a.       Imunisasi aktif alamiah adalah kekebalan tubuh yang secara otomatis di peroleh sembuh dari suatu penyakit.
b.      Imunisasi aktif buatan adalah kekebalan tubuh yang di dapat dari vaksinasi yang di berikan untuk mendapatkan perlindungan dari suatu penyakit.
Dalam imunisasi aktif terdapat empat macam  kandungan dalam setiap vaksinya anyara lain:
1). Antigen merupakan bagian dari  vaksin yang berfungsi sebagai zat atau mikroba guna terjadinya semacam infeksi buatan  dapat berupa poli sakarida, toksoid atau virus dilemahkan atau bakteri dimatikan.                                                                                                       9
2). Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur jaringan.
3). Preservatif, stabilizer, dan antibiotika yang berguna untuk menghindari tubuhnya mikroba dan sekaligus untuk srabilisasi antigen.
4). Adjuvan yang terdiri dari garam aluminium yang berfungsi untuk meningkatkan imunogenitas antigen.
Ø  *   IMUNISASI PASIF
Merupakan pemberian zat (immunoglobulin) yaitu suatu zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia atau binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi. Imunisasi pasif ada dua , yaitu :
a.       Imunisasi pasif alamiah
Adalah antibodi yang di dapat seorang karena di turunkan oleh Ibu yang merupakan orang tua kandung , langsung ketika berada dalam kandungan.
b.      Imunisasi pasif buatan
Adalah kekebalan tubuh yang di peroleh karena suntikan serum untuk mencegah penyakit tertentu.
                                                                                                                                      10
2.4  Macam-Macam Imunisasi
Dalam pemberian imunisasi pada bayi dan anak dapat dilakukan dengan beberapa imunisasi yang dianjurkan :
A. Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin)
 1.      Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG, pencegahan imunisasi BCG untuk TBC yang berat seperti TBC yang selaput otak, TBC milier (pada seluruh lapangan paru) atau TBC tulang. Imunisasi BCG ini merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah dilemahkan. Frekuensi pemberiaan imunisasi BCG adalah satu kali dan waktu pemberian imunisasi BCG pada umur 0-11 bulan, akan tetapi pada umumnya  diberikan pada bayi umur 2 atau 3 bulan, kemudiaan cara pemberiaan imunisasi BCG melalui intra derma. Efek samping pada BCG dapat terjadi ulkus pada daerah suntikan dan dapat terjadi limfadenitis regional, dan reaksi panas.
 2.      Kontra Indikasi
v  Adanya penyakit kulit yang berat atau menahun seperti eksim, furunkolis, dan sebagainya.
v  Mereka yang sedang menderita TBC.
 3.      Efek Samping
Imunisasi BCG meninggalkan indurasi dan kemerahan di tempat suntikan yang berubah menjadi pustule, kemudian pecah menjadi luka. Luka tidak perlu pengobatan akan sembuh secara spontan dan akan meninggalkan tanda parut.                                            11
Kadang-kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di ketiak dan atau di leher, terasa padat tetapi tidak sakit, tidak perlu di obati akan sembuh dengan sendirinya
*                 B.  Imunisasi PPT (Diphteri, Pertusis, dan Tetanus)
 1.    Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit difteri. Imunisasi DPT ini merupakan vaksin yang mengandung racun kuman difteri yang telah dihilangkan sifat racunnya akan tetapi masih dapat merangsang pembentukan zat anti (toksoid). Frekuensi pemberiaan imunisasi DPT adalah tiga kali, dengan maksud pemberiaan pertama zat anti terbentuk  masih sangat sedikit (tahap pengenalan) terhadap vaksin dan organ-organ tubuh membuat zat anti, kedua dan ketiga terbentuk zay anti yang cukup. Waktu pemberian imunisasi DPT antar umur 2-11 bulan dengan interval empat minggu. Cara pemberiaan imunisasi DPT melalui intra muscular.
 2.      Efek Samping
Efek samping pada DPT mempunyai efek ringan dan efek berat, efek ringan seperti pembengkakkan dan nyeri pada tempat penyuntikan, demam sedangkan efek berat dapat menangis hebat kesakitan kurang lebih empat jam, kesadaran menurun, terjadi kejang, ensefalopati, dan shock. 
 3.    Kontra Indikasi
Gejala-gejala keabnormalan otak pada periode bayi baru lahir atau gejala serius keabnormalan pada saraf merupakan kontra indikasi pertusis. Anak yang mengalami gejala-gejala parah pada dosis pertama, komponen pertusis harus dihilangkan pada dosis kedua dan untuk meneruskan imunisasinya dapat diberikan DT.                                                                                                                                                                                                        12
*               C.  Imunisasi Polio
 1.      Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak. Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Frekuensi pemberiaan imunisasi polio adalah empat kali. Waktu pemberiaan imunisasi polio pada umur 0-11 bulan dengan interval pemberiaan empat minggu. Cara pemberiaan imunisasi polio melalui oral.
 2.      Efek Samping
Pada umumnya tidak terdapat efek samping . efek samping berupa paralysis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang ( < 0,17 : 1.000.000; Bull WHO 66 :1998)
 3.      Kontra Indikasi
Pada individu yang menderita “immune deficiency”. Tidak ada efek yang berbahaya yang timbul akibat pemberian polio pada anak yang sedang sakit. Namun jika ada keraguan, misalnya sedang menderita diare, maka dosis ulangan dapat diberikan setelah sembuh.
*               D.   Imunisasi Campak
 1.      Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada anak karena penyakit ini sangat menular. Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Frekuensi pemberiaan imunisasi campak adalah satu kali. Waktu pemberiaan imunisasi campak pada umur 9-11 bulan. Cara pemberiaan imunisasi campak melalui subkutan.                                                                                                                                  13
 2.      Efek Samping
Efek sampingnya adalah dapat terjadi ruam pada tempat suntikan dan panas selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah vaksin.
 3.      Kontra Indikasi
Individu yang menderita penyakit immune deficiency atau individu yang di duga menderita gangguan respon imun seperti leukemia, lymphoma.
*               E. Imunisasi Hepatitis B
 1.      Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis yang kandungannya adalah HbsAg  dalam bentuk cair. Frekuensi pemberian imunisasi hepatitis tiga kali. Waktu pemberiaan imunisasi hepatitis B pada umur 0-11 bulan. Cara pemberiaanya adalah intramuscular.
 2.      Efek Samping
Reaksi local seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah dua hari.
 3.      Kontra Indikasi
Hipersensitif pada komponen vaksin. Seperti vaksin-vaksin yang lain, vaksin ini tidak boleh diberikan pada penderita infeksi berat yang disertai kejang.
*      F. Imunisasi MMR (Measles, Mumps, dan Rubela)
  14
1.      Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan  dalam memberikan atau mencegah terjadinya penyakit campak (measles), gondong , parotis epidemika (mumps) dan rubela (campak jerman). Dalam imunisasi MMR ini antigen yang dipakai adalah virus campak strainedmonson yang dilemahkan, virus rubella strain RA 27/3 dan virus gondong. Vaksin ini tidak dianjurkan pada bayi usia dibawah 1 tahun karena dikhawatirkan terjadi interferensi dengan antibodi maternal yang masih ada, khusus pada daerah endemic sebaiknya diberikan imunisasi campak yang monovalen dahulu pada usia 4-6 bulan atau 9-11 bulan dan boster dapat dilakukan MMR pada usia 15-18 bulan.
 2.      Efek Samping
Efek samping vaksin porotitis biasanya berupa pembengkakan kelenjar liur yang timbul 10-14 hari setelah vaksin. Sedangkan untuk vaksin rubella, efek sampingnya terinfeksi rubella ringan seperti demam ringan, nyeri tenggorokan, pusing ruam, dan pembengkakan kelenjar.
*               G.  Imunisasi Tiphus Abdominalis
 1.      Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya  penyakit tifus abdominalis, dalam persediaannya khususnya Indonesia terdapat tiga jenis vaksin tifus abdominalis diantaranya kuman yang dimatikan, kuman yang dilemahkan (vivotf, berna) dan antigen capsular Vi polysacchgaride (typhim Vi, Pasteur meriux) pada vaksin kuman yang dimatikan dapat diberikan untuk bayi 6-12 bulan adalah 0,1 ml, 1-2 tahun 0,2 ml, dan 2-12 tahun adalah 0,5 ml, pada imunisasi awal dapat diberikan sebanyak dua kali dengan interval empat minggu kemudian penguat setelah satu tahun kemudian.                                                   15
Pada vaksin kuman yang dilemahkan dapat diberikan dalam bentuk capsul ateric coated sebelum makan pada hari 1,2,5 pada anak diatas usia 6 tahun dan pada antigen capsular diberikan pada usia diatas dua tahun dan dapat diulang tiap tiga tahun.
*               H. Imunisasi Varicella
 1.      Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit varicella (cacar air). Vaksin varicella merupakan virus hidup varicella zoozter strain OKA yang dilemahkan pemberian vaksin varicella dapat diberikan suntukan tunggal pada usia 12 tahun di daerah tropic dan bila diatas usia 13 tahun  dapat diberikan dua kali suntikan dengan interval 4-8 minggu.
*               I.  Imunisasi Hepatitis A
 1.      Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis A. pemberiaan imunisasi ini dapat diberikan pada usia diatas dua tahun. Untuk imunisasi awal dengan menggunakan vaksin havrix (isinya virus hepatitis A strain HM175 yang inactivated) dengan 2 suntikan dengan interval 4 minggu dan boster pada enam bulan kemudiaan dan apabila menggunakan vaksin MSD dapat dilakukan tiga kali suntikan pada usia 0, 6 dan 12 bulan.
*               J. Imunisasi HIB (Haemophilus Influenza Tipe B)
 1.      Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit influenza tipe b.                                                                                                                                                16
 Vaksin ini adalah bentuk polisakarida murbi (PRP; purified capsular polysacharide) kuman H. Influenzae tipe b , antigen dalam vaksin tersebut dapat dikonjugasi dengan protein-protein lain seperti toksoid tetanus (PRP- OMPC). Pada pemberiaan imunisasi awal dengan PRP-T dilakukan dengan tiga suntikan dengan interval dua bulan kemudian vaksin PRP OMPC dilakukan dengan suntikan dengan interval dua bulan kemudian bosternya dapat dilakukan pada usia 18 bulan.
 2.      Efek Samping
Efektivitas vaksi HIB sekitar 95 % dan relative aman meskipun menimbulkan reaksi local berupa rasa nyeri dan kemerahan pada sekitar 5-15 % bayi.
2.5     Penyakit-Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
Ø  Tuberculosis
Penyakit ini disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Cara penularannya  melalui droplet atau percikan air ludah, sedangkan reservoar adalah manusia, imunisasi yang dapat mencegah penyakit ini adalah BCG.
Ø  Difteri
Penyakit ini disebabkan oleh Corynebacterium dyptheriae tipe gravis, milis, dan intermedium, yang menular melalui percikan ludah yang tercemar. gejala ringan berupa membran pada rongga hidung dan gejala berat apabila terjadi obstruksi jalan napas karena mengenai laring, saluran napas bagian atas, tonsil dan kelenjar sekitar leher membengkak. Imunisasi yang diberikan untuk mencegah penyakit ini  adalah DPT.
                                                                                                                                             17
Ø  Pertusis
Penyakit ini disebabkan oleh Bordetella. Penularan melalui droplet, bahayanya dapat menyebabkan pneumonia yang dapat menimbulkan kematian. Gejala berupa batuk pilek, untuk mencegah penyakit ini maka kita gunakan imunisasi DPT.
Ø  Tetanus
Penyakit ini disebabkan oleh Mycobacterium tetani. Gejala awal ditunjukkan dengan  bayi tidak mau menyusu. Kekebalan pada penyakit ini hanya diperoleh dengan imunisasi atau vaksinasi lengkap, imunisasi yang diberikan tidak haya DPT pada anak, tetapi juga TT pada calon pengantin.
Ø  Poliomyelitis
Penyakit ini disebabkan oleh virus polio tipe 1, 2, 3, yang menyerang myelin atau serabut otot. Gejala awal tidak jelas, dapat timbul gejala demam ringan  dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), penularan penyakit ini melalui droplet atau fekal, reservoarnya adalah manusia yang menderita polio. Pencegahan dapat dilakukan dengan imunisasi  dengan menggunakan vaksinasi polio, bahkan dapat eradikasi dengan cakupan polio 100%.
Ø  Campak
Penyebab penyakit infeksi adalah virus morbili yang menular melalui droplet, gejala awal ditunjukkan dengan adanya kemerahan yang mulai timbul pada bagian belakang telinga, dahi, dan menjalar ke wajah dan anggota badan, imunisasi yang diberikan pada usia 9 bulan dengan rasional kekebalan dari ibu terhadap penyakit  campak berangsur akan hilang sampai usia 9 bulan.
                                                                                                                                         18
Ø  Hepatitis B
Penyakit infeksi ini disebabkan oleh virus hepatitis B yang menyerang kelompok resiko secara vertical yaitu bayi dan ibu pengidap, sedangkan secara horizontal tenaga medis dan paramedic, pecandu narkotika, pasien hemodialisis. Gejala yang muncul tidak khas, seperti anoreksia, mual dan kadang-kadang ikterik. Pencegahannya lakukan imunisasi hepatitis B diberikan pada bayi 0-11bulan dengan maksud untuk memutus rantai penularan dari ibu ke bayi.
2.6      Pemberian Imunisasi Menurut WHO
 1.      Sifat Fisik
Vaksin adalah suatu produk biologis yang terbuat dari kuman, komponen kuman atau racun kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan dan berguna untuk merangsang kekebalan tubuh seseorang.
Vaksin dibagi menurut:
·         Sensitivitas terhadap suhu
a.       Vaksin yang Sensitive terhadap beku (freeze sensitive = FS), yaitu : DPT, DT, TT, Hepatitis B dan DPT-HB
b.      Vaksin yang sensitive terhadap panas (heat sensitive = HS), yaitu : vaksin campak, polio, dan BCG
·         Substrat pembuatannya
 a.       Vaksin kuman yang hidup dilemahkan seperti :
         Virus campak dalam vaksin campak                                                                             19
         Virus polio dalam sabin pada vaksin polio
         Kuman TBC dalam vaksin BCG
 b.      Vaksin dari kuman yang dimatikan seperti :
         Bakteri pertusis dalam DPT
         Virus polio jenis salk dalam vaksin polio
 c.       Vaksin dari racun/toksin kuman yang dilemahkan seperti :
         Racun kuman seperti toxoid (TT), diphtheria, toxoid dalam DPT
 d.      Vaksin yang terbuat dari protein khusus kuman seperti Hepatitis B
            2.      Kontra Indikasi
Kontraindikasi pemberiaan imunisasi. Ada beberapa kondisi yang menjadi pertimbangan untuk tidak memberikan imunisasi pada anak:
  Flu berat atau panas tinggi dengan penyebab yang serius
  Perubahan pada system imun yang tidak dapat menerima vaksin virus hidup
  Sedang dalam pemberian obat-obat yang menekan system imun, seperti sitostatika, transfuse darah, dan immunoglobulin
  Riwayat alergi terhadap pemberian vaksin sebelumnya seperti pertusis
                                                                                                                                                 20
3.      Dosis
Jenis vaksin                                                                      Dosis
F BCG                                                                            20/Ampul
F DPT                                                                            10/Vial
F Polio                                                                           10/Vial
F Campak                                                                      10/Vial
F Hepatitis B uniject                                                     1/Kemasan
F DT                                                                              10/Vial
F TT                                                                               10/vial
F DPT-HB                                                                     5/Vial
4.      Tempat Pemberian
Cara pemberian imunisasi dasar (Petunjuk Pelaksanaan Program Imunisasi di Indonesia, DepKes 2000)
Vaksin
Dosid
Cara dan tempat pemberiaan
BCG
0,05 cc
Intrakutan tepat di insersio muskulus deltoideus kanan
DPT
0,5 cc
Intramuskular
Polio
2 tetes
Diteteskan ke mulut
Campak
0,5 cc
Subkutan, biasanya lengan kiri atas
Hepatitis B
0,5 cc
Intramuscular pada paha bagian luar
TT
0,5 cc
Intramuskular dalam biasa  di muskulus deltoideus
                                                                                                                                                   21
5.      Komplikasi
Adapun biasanya terjadi komplikasi pada penyakit campak seperti otitis media, konjungtivitis berat, enterititis, dan pneumonia, terlebih pada anak dengan status gizi buruk.
PANDANGAN 5 AGAMA TENTANG IMUNISASI PADA BAYI
Agama Hindu , Agama Islam , Agama Budha , Agama Kristen Protestan dan Agama Kristen Katolik : 
- Umumnya setiap agama mengharapkan Imunisasi ini dapat memberikan hal yang positif pada bayi maupun Ibu. Oleh karena itu Imunisasi pada bayi harus dilaksanakan dengan pengawasan yang efektif sehingga tidak ada kesalahan dalam pemberian obat tersebut , Bagi setiap Ibu agar selalu memperhatikan kesehatan bayinya yaitu harus selalu aktif ke posyandu agar menghindari dan mencegah timbulnya / gejala suatu penyakit pada Bayi.
                                                                                                                                    22
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KESIMPULAN
            Dari pembasan masalah di atas dapat di simpulkan bahwa pengertian dari Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang dan dari pembahasan di atas adalah mampu mengetahui imunisasi, jenis-jenis imunisasi, penyakit yang dapat di vaksinasi , cara pemberiannya dan komplikasi dari pemberian imunisasi. Sebagai tambahan pengetahuan bagi calon Bidan professional sehingga saat kita ada di lahan klinik kita dapat memberikan asuhan kebidanan yang sesuai kode etik kebidanan.
3.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas maka di sarankan :
Perlu peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi tentang imunisasi di kalangan paramedis sehingga pelayanan kesehatan khususnya imunisasi dapat diberikan sesuai dengan standar asuhan pelayanan kesehatan.
*               Perlu pemberian pendidikan kesehatan kepada masyarakat yang sebenarnya tentang pentingnya imunisasi dan hal-hal yang berkaitan sehingga masyarakat tidak perlu takut membawa anaknya imunisasi.
                                                                                                                                                  23
                  Bagi setiap Ibu agar selalu memperhatikan kesehatan bayinya yaitu harus selalu aktif ke posyandu atau tenaga kesehatan terdekat. Karena dengan di beri Imunisasi dapat mencegah bayi dalam berbagai penyakit.
                                                                                                                                                  24
DAFTAR PUSTAKA
1.      A. Aziz Alimul Hidayat, Asuhan Neonatus Bayi dan Balita.Cetakan 1.Jakarta :Buku Kedokteran EGC 2009. Hal 98-101

Tidak ada komentar:

Posting Komentar